Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita merasa minder atau rendah diri ketika melihat orang lain yang memiliki kekayaan, jabatan, atau status sosial yang lebih tinggi. Perasaan ini mungkin muncul karena kita merasa kurang dibandingkan dengan mereka. Namun, Islam mengajarkan kita untuk tidak melihat dunia dari sudut pandang materialistik semata, melainkan dari sudut pandang spiritual yang lebih mendalam.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an,

اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ

Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. (QS. Al-Hujurat: 13)

Ayat ini menegaskan bahwa kemuliaan seseorang di sisi Allah bukan diukur dari kekayaan, jabatan, atau status sosial, melainkan dari ketakwaannya.

Makna Takwa

Takwa adalah kesadaran dan keinginan untuk selalu berbuat baik dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan. Takwa berarti selalu merasa diawasi oleh Allah dan berusaha menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Seseorang yang bertakwa akan selalu berusaha untuk menjalani hidup sesuai dengan ajaran Islam, baik dalam hubungan dengan Allah (hablumminallah) maupun dengan sesama manusia (hablumminannas).

Pentingnya Menjaga Takwa

Menjaga ketakwaan adalah kunci utama dalam meraih kebahagiaan dan kemuliaan di sisi Allah. Dalam Islam, seseorang tidak dinilai dari penampilan luar atau kekayaan materi, tetapi dari ketulusan hati dan ketaatannya kepada Allah. Sehingga, siapapun bisa menjadi mulia di hadapan Allah asalkan ia memiliki takwa.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, tetapi Dia melihat hati dan amal kalian." (HR. Muslim)

Hadis ini mengingatkan kita bahwa yang penting di mata Allah adalah hati yang bersih dan amal yang baik. Oleh karena itu, kita tidak perlu merasa minder atau rendah diri jika kita tidak memiliki banyak harta atau status sosial yang tinggi. Sebaliknya, kita harus fokus pada bagaimana meningkatkan ketakwaan dan memperbaiki diri.

Menjadi Orang Biasa yang Luar Biasa

Menjadi "orang biasa" bukanlah hal yang buruk jika kita memahami hakikat kehidupan yang sesungguhnya. Kehidupan dunia ini adalah sementara dan yang kekal adalah kehidupan di akhirat. Oleh karena itu, kita seharusnya lebih memperhatikan kualitas ibadah dan amal kebaikan kita daripada sekedar mengejar kesenangan duniawi.

Setiap orang memiliki peluang yang sama untuk menjadi mulia di sisi Allah. Tidak ada yang menghalangi kita untuk berbuat baik dan meningkatkan ketakwaan. Mulailah dari hal-hal kecil seperti berbuat baik kepada sesama, menjaga lisan dari perkataan yang menyakitkan, dan selalu mengingat Allah dalam setiap keadaan.

Kesimpulan

Jangan pernah merasa minder atau rendah diri hanya karena status atau kekayaan duniawi. Ingatlah bahwa di sisi Allah, yang paling mulia adalah orang yang paling bertakwa. Fokuslah pada upaya meningkatkan ketakwaan dan memperbaiki diri, karena itulah yang akan membawa kita kepada kemuliaan yang sejati di dunia dan akhirat.

Semoga kita semua bisa menjadi hamba yang bertakwa dan mendapatkan kemuliaan di sisi Allah SWT. Aamiin.