Apakah kita cenderung beranggapan bahwa orang-orang baik atau beragama bebas dari dosa dan kesalahan? Boleh jadi, kita membayangkan untuk memandang mereka dalam cahaya yang sempurna, terbebas dari sela dan kekhilafan. Namun kenyataannya jauh dari itu. Manusia, sebagai makhluk yang lemah dan terbatas, tidak luput dari kesalahan. Itu adalah tempat di mana khilaf dan kesalahan sering kali duduk.
Ibnul Qayyim, seorang ulama terkemuka, dalam kutipannya yang terkenal, menggambarkan keadaan sebenarnya. Orang-orang shaleh tidaklah tanpa dosa. Mereka juga melakukan kesalahan, namun yang membedakannya adalah bagaimana mereka mengungkapkan dan menutupinya.
Salah satu ciri utama orang-orang shaleh adalah bahwa mereka tidak terang-terangan melakukan dosa. Mereka tidak menggunakan kedok kebaikan untuk menutupi tindakan yang salah. Mereka jujur dengan diri mereka sendiri dan dengan Allah tentang kesalahan yang mereka lakukan.
Selanjutnya mereka selalu beristighfar, selalu memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa mereka. Mereka sadar bahwa mereka tidak sempurna dan membutuhkan rahmat dan ampunan Allah. Istighfar bukan sekedar kata-kata, melainkan sikap hati yang tulus untuk memperbaiki diri.
Orang-orang shaleh juga menyadari dosa-dosa mereka. Mereka tidak menutup mata terhadap kesalahan yang telah mereka lakukan. Mereka tidak membenarkan atau menyalahkan orang lain atas tindakan mereka sendiri. Mereka bertanggung jawab atas perbuatan mereka dan siap menghadapi konsekuensinya.
Namun, yang membedakan mereka adalah bahwa mereka tidak berketerusan melakukan dosa. Mereka tidak berhenti pada kesalahan-kesalahan mereka. Mereka berusaha untuk terus memperbaiki diri dan tidak terjebak dalam lingkaran dosa yang terus-menerus.
Selain itu, mereka tidak berjanji dan tidak merasa bersalah. Mereka tidak menyetujui kesalahan-kesalahan mereka atau merasa bahwa itu adalah hal yang wajar. Sebaliknya, mereka merasa menyesal dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa depan.
Terakhir, orang-orang shaleh tidak berhenti pada kesalahan mereka. Mereka terus berusaha berbuat baik setelah berbuat buruk. Mereka menggunakan kesalahan mereka sebagai pelajaran dan motivasi untuk menjadi lebih baik.
Dalam pandangan Islam, kesalahan dan kekhilafan adalah bagian dari kemanusiaan. Tidak ada yang sempurna kecuali Allah. Oleh karena itu, yang penting bukanlah kesalahan yang kita buat, melainkan bagaimana kita menyadarinya. Orang-orang shaleh adalah contoh nyata bahwa meskipun manusia adalah tempatnya khilaf dan kesalahan, tetapi dengan kesadaran, istighfar, dan usaha untuk memperbaiki diri, setiap orang dapat mendekati kebaikan dan keberhasilan.