Sarung memiliki keistimewaan bagi masyarakat Indonesia. Terlebih, untuk kategori sarung tenun yang memiliki kemewahan dan keunikannya tersendiri, yang biasanya dinilai dari beberapa komponen seperti mutu bahan, pola, kaya motif, tata warna, serta komponen lainnya.
Salah satu sarung tenun buatan tangan pengrajin dalam negeri, yang telah terkenal akan kualitasnya yang premium adalah Sarung BHS. Sejak tahun 1953, sarung lokal ini telah diakui kualitasnya tak hanya di pasar nasional, namun hingga ke mancanegara.
Direktur Marketing PT Behaestex, Haikal Bahasuan, menjelaskan, produk sarung BHS ini memiliki beberapa kelas, antara lain Masterpiece, Signature, Royal, Excellent dan Classic.
"Dari kelima kelas ini, terbagi lagi dalam proses teknik pembuatannya. Ada yang menggunakan teknik tenun alat tenun bukan mesin (ATBM) dan ada yang ditenun dengan perpaduan seni dan teknologi modern," jelas Haikal, Kamis (1/10/2020).
Menurut Haikal, sarung BHS yang ditenun tangan adalah Sarung BHS kelas Masterpiece, Signature dan Royal. Motif sarung dihasilkan dari kombinasi bahan premium cotton mercerized, serta tumpal letter BHS mendatar dengan benang songketan, menghasilkan motif yang unik dan membentuk pola berulang dalam sebuah sarung.
"Adapun yang membuat kelas Masterpiece berbeda dari Signature yaitu dari motifnya yang eksklusif dan terbatas. Salah satu contoh motifnya adalah Songket Gunung Agung. Untuk motif Masterpiece yang tidak kalah menarik lainnya adalah Songket Ikat Fantasi, Songket Gunung Exclusive dan Songket Gunung Fantasi,” jelasnya.
Untuk kelas Siganture sendiri, kata Haikal, memiliki motif Songket Ikat Nusantara dan Songket Gunung Crepe. Sedangkan, untuk kelas Royal memiliki motif Songket Gunung, Songket Eksklusif, Ikat Timbul Gambiran dan motif lainnya. Motif-motif ini tentunya terlihat elegan, eksklusif dengan warna-warna yang solid dan istimewa.
“Beberapa kelas produk Sarung BHS ini menentukan perbedaan harga hingga tingkat kerumitan motifnya. Waktu produksinya antara satu hingga dua bulan tergantung tingkat kerumitan motifnya,” paparnya.
Semakin rumit motifnya, kata Haikal, proses pembuatannya tentu membutuhkan waktu yang relatif yang lebih lama dan keterampilan khusus. “Namun, desain motif yang rumit mempunyai daya tarik seninya tersendiri dan menambah nilai dari sarung tersebut,” jelas Haikal.
Menurut Haikal, untuk sarung BHS yang ditenun dengan karya seni dan perpaduan mesin teknologi modern adalah Sarung BHS kelas Excellent dan Classic. Komposisi untuk kelas Excellent menggunakan bahan cotton mercerized blend dan tumpal letter BHS vertikal dengan benang kembangan. "Kelas ini hadir dengan berbagai motif di antaranya motif Crepe Songket Ikat, Kawung, Songket dan motif lainnya,” katanya.
Sedangkan untuk kelas Classic komposisi bahannya menggunakan Viscose Blend, dan tumpal letter BHS vertical dengan benang kembangan. "Di kelas ini juga hadir berbagai motif di antaranya Songket Crepe Gerimis, Kawung Dobby, Songket, Jacquard Songket dan motif lainnya,” jelasnya.
Bagaimana untuk perawatan sarung premium ini? Haikal mengatakan, beda kelas tentu beda pula perawatannya. Namun perawatan Sarung BHS ini tergolong mudah.Cukup mencuci dengan proses dry clean dijamin tidak akan merusak kualitas bahan sarung.
"Selain itu, sarung BHS telah dilengkapi dengan nomor barcode yang fungsinya untuk membuktikan kualitas keaslian sarung BHS," pungkasnya.
Artikel ini dimuat di https://www.beritasatu.com/feri-awan-hidayat/gaya-hidup/682669/mengenal-sarung-tenun-bhs-yang-kaya-motif-dan-warna