Pada zaman modern ini, seringkali kita terjebak dalam lingkaran pujian diri sendiri di media sosial atau dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari mengunggah prestasi, tampilan fisik, hingga pencapaian hidup, banyak yang cenderung memuji diri sendiri untuk mendapatkan pengakuan dan apresiasi dari orang lain. Namun, dalam ajaran Islam, terdapat petuah bijak yang mengingatkan kita agar tidak berlebihan dalam mempromosikan diri sendiri.
Ayat 32 dari Surah an-Najm (53:32) memberikan pandangan yang mendalam tentang sikap rendah hati dan pemahaman akan keterbatasan diri. Ayat ini menyatakan, "Janganlah kalian merekomendasikan diri kalian sendiri (memuji diri, menganggap baik, mulia atau suci) karena Dia-lah yang paling tahu siapa yang bertaqwa."
Mendalami Pesan Surah an-Najm (53:32)
-
Menjauhi Kesombongan: Ayat ini memberikan peringatan untuk menjauhi sikap sombong dan merasa diri lebih baik daripada orang lain. Kesombongan adalah sifat yang tidak diinginkan dalam Islam, karena menyebabkan pemutusan hubungan dengan Tuhan dan menciptakan ketidaksetaraan di antara sesama manusia.
-
Keterbukaan terhadap Kritik: Dengan tidak merekomendasikan diri sendiri, kita belajar untuk menerima kritik dengan lapang dada. Keterbukaan terhadap saran dan perbaikan merupakan langkah penting dalam pengembangan diri.
-
Pentingnya Ketakwaan: Ayat ini menekankan bahwa hanya Tuhan yang paling tahu siapa yang benar-benar bertaqwa. Oleh karena itu, fokus pada ketaqwaan kepada Allah lebih penting daripada mencari pengakuan dari manusia.
Rendah Hati dalam Kehidupan Sehari-hari
-
Berbagi Kesuksesan dengan Lain: Sebagai gantinya untuk memuji diri sendiri, berbagi kesuksesan dengan orang lain. Ini menciptakan lingkungan yang saling mendukung dan penuh keberkahan.
-
Belajar dari Kegagalan: Alih-alih menyembunyikan kegagalan, gunakan pengalaman tersebut sebagai peluang untuk belajar dan berkembang. Mengakui keterbatasan merupakan langkah awal menuju perbaikan diri.
-
Merendahkan Diri di Hadapan Tuhan: Saat beribadah, merendahkan diri di hadapan Tuhan adalah langkah penting dalam membangun hubungan spiritual. Ini menciptakan sikap tawadhu' (rendah hati) dan kesadaran akan ketergantungan kita pada-Nya.
Melalui pesan bijak dari Surah an-Najm (53:32), kita diajak untuk memahami bahwa pengakuan tertinggi datang dari Tuhan. Dengan mempraktikkan sikap rendah hati, kita tidak hanya membentuk kepribadian yang lebih baik, tetapi juga mendekatkan diri pada nilai-nilai ketakwaan yang dianjurkan dalam ajaran Islam.