Keluarga merupakan pendidikan pertama dan paling utama untuk anak. Karena dikeluargalah anak akan berkembang, baik secara jasmani maupun rohani. Pendidikan agama Islam untuk anak-anak harus ditanamkan pada janin masih didalam kandungan.

Proses pendidikan pembelajaran agama pada anak harus di perhatikan. Karena peran keluarga dalam mendidik seorang anak dan yang paling utama adalah penanaman sikap, bakat dan minat anak.

Orang tua adalah guru pertama bagi anak-anaknya. Sebagaimana yang telah tertulis didalam (Q.S Hud ayat 46 dan Maryam ayat 59) yang artinya "Jangan berharap kebaikan dari anak-anakmu, bila tidak mendidik mereka menjadi anak-anak sholeh." Upaya mendidik anak adalah kewajiban yang dibebankan kepada kedua orang tua dengan hasil mutlak dalam ketentuan Allah SWT. Anak adalah amanah yang diberi Allah SWT kepada orang tua, dan anak adalah titipan yang akan dipertanggungjawabakan dihari akhir nanti.

Pendidikan anak menurut pandangan Islam adalah dengan menggunakan beberapa pola pendidikan. Abdurrahman Al-Nahlawi dalam bukunya "Ushulu al-Tarbiyah al-Islamiyah wa Ashalibiha" mencoba mengembangkan metode pendidikan Qurani. Pendidikan Qurani adalah metode pendidikan yang berdasarkan kandungan Al-Qur'an dan as-Sunnah.

Ada 3 tujuan pendidikan Qurani yang diarahkan kepada suatu hasil yang bersifat fisik, mental, dan spiritual.

1. Tujuan bersifat fisik

Tujuan bersifat fisik yaitu tingkah laku yang tampak secara nyata, berupa tindakan-tindakan pengalaman beribadah.

2. Tujuan bersifat mental

Tujuan bersifat mental yang berkaitan dengan tanggungjawab untuk pengembangan intelegensi yang mengantarkan peserta didik kepada kebenaran melalui penyajian fakta-fakta yang relevan dan memadai.

3. Tujuan bersifat spiritual

Tujuan bersifat spiritual yaitu berkaitan dengan kualitas-kualitas rohani manusia yang mengarah pada perwujudan kualitas kepribadian dan kualitas pendidikan. Kualitas kepribadian berpengaruh pada prilaku yang nyata dalam tingkah laku. Dan kualitas pendidikan mencerminkan akhlak dan moralitas.